DREAMS OF A VILLAGER
Bismilahirrahmanirrahim
Agustus
yang penuh dengan drama dan petualangan
Kali
ini aku mau sharing cerita tentang trip kompetisi di Jepang bulan Agustus lalu, semoga bermanfaat
dan memotivasi kita semua
Alhamdulilah
sekitar 6 hari aku trip ke Jepang. Disana aku dan tim akan berkompetisi di
Tokyo Big Sight, tim tersebut adalah @sani_kamil_badan @yeni_wulandari
@mediana_. Perlu dketahui kita kesana pas lagi summer jadi udara disana emang
panas banget (39 derajad Celciius)
Awalnya,
kita bingung kesananya karena ini adalah kali pertama kami ke Negeri Sakura
yang mana tidak ada tour guide atau LO, kami berjalan benar-benar dengan
mandiri dan menebak-nebak
Terlepas
dari itu semua, dibalik foto-foto itu, inilah tersimpan beberapa ketakutan dan
drama yang terjadi:
Katanya disana cari makanan halal dan tempat sholat susah
Katanya disana cari makanan halal dan tempat sholat susah
Dan ini memang benar, untuk solat kami
didepan kamar kapsul yang tak terlalu luas
Untuk makan kami setiap hari makan
Queker Oats (1 Kg) dengan beberapa lauk seperti abon, kentang goreng instan,
sambal terasi dan mie.
(Eits itu semua bawa dari Indonesia, Kebayang
kan gimana rasanya makan itu tiap hari, but its much better than noodles every
day)
Modal bahasa inggris yang amatiran dan bahasa Jepang yang diketahui hanya sedikit
Modal bahasa inggris yang amatiran dan bahasa Jepang yang diketahui hanya sedikit
Dan katanya orang Jepang itu sedikit
yang bisa bahasa Inggris
Ujung-ujungnya sering banget pake bahasa
isyarat
Katanya, OS Windows laptop apabila dibawa keJepang tidak asli, maka akan disita
Katanya, OS Windows laptop apabila dibawa keJepang tidak asli, maka akan disita
In reality, kami tetep nekat membawanya dan
ternyata emang nggak seseram yang kita pikirkan
Asal kita jujur dan mau nurutin apa yang
diminta petugas imigrasi pasti lolos dan mudah kok
Keraguan kami pada tempat penginapan yang telah kami pesan karena kami membayar di tempat, dan hanya membooking saja. Kami khawatir apabila tidak available ditambah jarak bandara Narita ke Hotel Kiba (nama tempat penginapan kami) yaitu 62 KM. Tapi akhirnya ya kita tekadi dengan keberanian, Alhasil kita sampe tempat tujuan meskipun lama banget dan harus drama dulu
Ketakutan kami apabila ingin pergi jalan-jalan, tidak tahu caranya (naik apa dan biayanya). But in reality, akhirnya kita bisa jalan-jalan ke Tokyo University, Disney Land, Akihabara, dan Miraikan
Ketakutan kami apabila uang yang kami bawa tidak mencukupi
Keraguan kami pada tempat penginapan yang telah kami pesan karena kami membayar di tempat, dan hanya membooking saja. Kami khawatir apabila tidak available ditambah jarak bandara Narita ke Hotel Kiba (nama tempat penginapan kami) yaitu 62 KM. Tapi akhirnya ya kita tekadi dengan keberanian, Alhasil kita sampe tempat tujuan meskipun lama banget dan harus drama dulu
Ketakutan kami apabila ingin pergi jalan-jalan, tidak tahu caranya (naik apa dan biayanya). But in reality, akhirnya kita bisa jalan-jalan ke Tokyo University, Disney Land, Akihabara, dan Miraikan
Ketakutan kami apabila uang yang kami bawa tidak mencukupi
Yaps, aku dan tim hanya bawa uang 30.000
yen atau setara dengan Rp.3.600.000 karena harus digunakan untuk biaya
penginapan, uang makan, uang transportasi
But in reality, kita malah bisa sampai
beli oleh-oleh segala (walaupun hanya sedikit)
Dan memang benar disana itu kalau mau pergi kemana gitu pake kereta, bus, mobil, sepeda onthel dan jalan kaki berkilo-kilo. Motor jarang banget ditemui, cuma bisa dihitung jari. Pantes aja ya disana orangnya sehat semua, nggak ada Grab, Gojek dll. Oh iya bis dan kereta disana itu tepat banget waktu kedatangannya, kecepatannya pun juga oke. Jarak 62 KM bisa ditempuh dalam hitungan menit. Terus kalau mau masuk kereta semua orang itu antri dan tertib (Pokoknya beda banget kaya Indonesia deh)
Jepang itu bersih dan semua serba mesin. Kalau mau pergi naik bus atau kereta pakai yang namanya Kartu Pasmo (semacam kartu commuter line di Jakarta) yang diisi beberapa saldo minimal 1000 yen dan harga kartu 500 yen, tapi bisa di refund berapapun sisa saldonya. Kartu ini digunakan untuk naik bis dan kereta yang tinggal tap aja
Sebenarnya kalau sudah tau seluk beluk sistem negara ini, kamu bisa paham dengan rutinitas atau kehidupan disini. Contoh: Penggunaan Google Map ternyata sangat membantu dalam perjalanan baik menggunakan kereta atau bis
Banyak pengalaman lucu mulai dari salah stasiun kereta, salah kamar tidur, salah jalan dan pengalaman mengharukan mulai dari kehilangan kartu Pasmo, ditolong orang lokal dan masih banyak lagi
Pada akhirnya inilah adalah salahsatu kesempatan yang harus disyukuri penulis. Penulis yang berasal dari desa, alhamdulilah diberi kesempatan menginjakkan di Negeri Matahari Terbit tersebut. dan pengalaman ini harus dibagikan kepada orang lain.
SEMOGA MENGINSPIRASI DAN BERMANFAAT
BREAK YOUR LIMIT
Dan memang benar disana itu kalau mau pergi kemana gitu pake kereta, bus, mobil, sepeda onthel dan jalan kaki berkilo-kilo. Motor jarang banget ditemui, cuma bisa dihitung jari. Pantes aja ya disana orangnya sehat semua, nggak ada Grab, Gojek dll. Oh iya bis dan kereta disana itu tepat banget waktu kedatangannya, kecepatannya pun juga oke. Jarak 62 KM bisa ditempuh dalam hitungan menit. Terus kalau mau masuk kereta semua orang itu antri dan tertib (Pokoknya beda banget kaya Indonesia deh)
Jepang itu bersih dan semua serba mesin. Kalau mau pergi naik bus atau kereta pakai yang namanya Kartu Pasmo (semacam kartu commuter line di Jakarta) yang diisi beberapa saldo minimal 1000 yen dan harga kartu 500 yen, tapi bisa di refund berapapun sisa saldonya. Kartu ini digunakan untuk naik bis dan kereta yang tinggal tap aja
Sebenarnya kalau sudah tau seluk beluk sistem negara ini, kamu bisa paham dengan rutinitas atau kehidupan disini. Contoh: Penggunaan Google Map ternyata sangat membantu dalam perjalanan baik menggunakan kereta atau bis
Banyak pengalaman lucu mulai dari salah stasiun kereta, salah kamar tidur, salah jalan dan pengalaman mengharukan mulai dari kehilangan kartu Pasmo, ditolong orang lokal dan masih banyak lagi
Pada akhirnya inilah adalah salahsatu kesempatan yang harus disyukuri penulis. Penulis yang berasal dari desa, alhamdulilah diberi kesempatan menginjakkan di Negeri Matahari Terbit tersebut. dan pengalaman ini harus dibagikan kepada orang lain.
SEMOGA MENGINSPIRASI DAN BERMANFAAT
BREAK YOUR LIMIT
0 komentar :
Posting Komentar